Observasi Budaya Desa Adat Osing Kemiren
![](https://statik.unesa.ac.id/bk/thumbnail/d0834f28-942e-4545-84a1-63f74f5d42a2.jpeg)
Kunjungan studi yang bertemakan observasi budaya
Suku Osing di Desa Kemiren pada hari Kamis (01/06/2022) menjadi suatu
pengalaman yang berkesan bagi para mahasiswa/i bimbingan dan konseling (BK)
angkatan 2020. Dalam rangka pemenuhan studi mata kuliah Teori dan Praktik
Konseling Multibudaya yang diampu oleh Ibu Dr. Najlatun Naqiyah, M.Pd., Ibu Ari
Khusumadewi, S.Pd., M.Pd., dan Bapak Drs. Hadi Warsito Wiryosutomo, M.Si.,
mahasiswa diajak untuk menelusuri desa Kemiren dan mengetahui ragam budaya
masyarakat suku Osing, desa Kemiren, kabupaten Banyuwangi.
Desa Kemiren merupakan salah satu desa wisata di
Banyuwangi dengan segala potensi budaya yang terus dikembangkan oleh POKDARWIS
(Kelompok Sadar Wisata) suku Osing di desa Kemiren sendiri. Budaya yang menjadi
prioritas utama masyarakat disana menjadi suatu hal yang menarik untuk
dipelajari.
Kedatangan dosen pembimbing mata kuliah beserta
mahasiswa BK angkatan 2020 disambut hangat oleh masyarakat desa Kemiren.
Setibanya di Balai Desa Kemiren, kami dipersilahkan untuk mengikuti
pemilik homestay untuk menuju ke homestay masing-masing
yang jaraknya cukup berdekatan. Homestay ini dikelola oleh
warga setempat. Rumah-rumah warga dijadikan Homestay untuk wisatawan
dan menjadi tempat istirahat kami selama di desa Kemiren. Hal tersebut
tentu saja menggunakan izin dari pemilik rumah masing-masing.
Siang harinya, kami diarahkan menuju ke rumah adat suku Osing desa Kemiren dengan akses jalan yang sedikit menanjak dan samping kanan kiri yang penuh dengan pepohonan. Sesampainya di rumah adat, jenis jajanan tradisional yang disuguhkan adalah Kucur, Nagasari, dan Apem. Tak hanya itu, kami disajikan minuman teh beserta kopi Arabika yang bijinya berasal dari Perkebunan daerah Gunung Ijen.
Tari tradisional yang ditampilkan sangat memanjakan
mata. Namun, cukup membuat khawatir para pengunjung ketika penari akan
mengalungkan selendang tari untuk memilih dosen ataupun mahasiswa agar menari
di depan bersama sang penari. Selanjutnya, pengenalan desa
Kemiren dan ragam budayanya yang disampaikan langsung oleh Bapak Suhaimi selaku
ketua adat beserta Kang Edai selaku ketua POKDARWIS suku Osing Desa
Kemiren Banyuwangi.
Acara di rumah adat diakhiri dengan sesi wawancara yang harus dilakukan oleh mahasiswa angakatan 2020, baik bersama ketua adat maupun anggota POKDARWIS sebagai bahan laporan studi mata kuliah. Setelah itu, mahasiswa diperbolehkan untuk berkeliling desa dan berkunjung ke UMKM seperti Warkop Jaran Goyang atau dapat menonton pertunjukkan pentas seni pelepasan siswa/i TK di desa Kemiren.
Tentu saja kunjungan ini
meninggalkan kesan bagi para mahasiswa, mulai dari suasana di desa Kemiren
hingga kehangatan masyarakatnya, terutama penjaga masing-masing homestay yang
tulus dalam memenuhi fasilitas dan layanan. Jadi, bagaimana kawan-kawan
mahasiswa BK angkatan 2020? Apakah desa Kemiren menjadi destinasi yang ingin
kalian kunjungi kembali?