Webinar World Mental Health Day 2020
![](https://statik.unesa.ac.id/bk/thumbnail/77221035-2f5f-406e-af22-8a49960214e2.jpeg)
Gugus Layanan Bimbingan dan Konseling bersama dengan Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Surabaya menghadirkan webinar World Mental Health Day 2020 "Self Love" yang diselenggarakan selama dua hari berturut-turut yakni tanggal 9-10 Oktober bersamaan dengan diperingatinya Hari Kesehatan Mental Dunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober.
Menghadirkan beberapa narasumber yang ahli dalam bidangnya yakni Dra. Titin Indah Pratiwi, M.Pd. Selaku Ketua Lab BK UNESA , M. Bayu Tejo S selaku peneliti neuroaethethics , M. Farid Ilhamuddin, S.Pd., M.Pd selaku Dosen BK UNESA, dan Kamila Isti'ana S.Pd selaku tenaga kerja di Dinas Pendidikan Penduduk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) di hari pertama webinar. Materi yang dibahas sesuai dengan topik-topik yang sedang hangat akhir-akhir ini, diantaranya pembahasan tentang standar "Good Looking" yang memengaruhi kesehatan mental seseorang yang ramai dibahas di media massa. Seseorang yang punya paras menawan dianggap memiliki anugerah yang besar karena minimnya peluang mereka untuk di bully atau disalahkan. Hal ini membuat orang yang dianggap tak menawan akan memiliki rasa tidak aman ("insecurity") dalam dirinya. Banyak faktor yang menimbulkan rasa tidak aman dalam diri yakni bisa karena lingkungan pergaulan sosial , kegagalan, kejadian traumatis dan masih banyak lagi. Dampak yang ditimbulkan juga bervariasi yakni kecemasan, mudah terbawa emosi dan lain-lain. Insecurity juga merupakan salah satu tanda lemahnya self-esteem seseorang. Untuk meningkatkan kesehatan mental seseorang, maka perlu melakukan aktivitas produktif selama pandemi di media sosial untuk mengalihkan dari pikiran-pikiran negatif yang muncul.
Dalam webinar kali ini juga dibedah bagaimana self-love dalam sudut pandang seni. Melihat seni sebagai media mengekspresikan diri dan emosi, yang juga berarti sarana bagaimana mengenali diri sendiri dan mencintainya. American Art Therapy Association menyatakan bahwa, "Making of art is healing and life enhancing". Melalui seni, individu dibebaskan untuk mengeluarkan semua emosinya sehingga berdampak pada berkurangnya tingkat stress seseorang.
Hari pertama webinar diakhiri dengan pembahasan mengenai dampak sosial media bagi masyarakat. Selain berbagai dampak positif, sosial media juga membawa efek negatif seperti maraknya kasus kekerasan yang terjadi secara virtual. Berbagai contoh kasus juga dihadirkan terutama yang dialami oleh para perempuan dan anak yaitu kasus anak korban pencabulan oleh temannya, yang fotonya diunggah oleh teman dekatnya sendiri ke Facebook dan mendapat perundungan. Hal seperti inilah yang menyebabkan sosial media bisa menjadi salah satu penyebab terbesar terjadinya gangguan kesehatan mental pada seorang individu di masa yang serba digital ini.
Di sesi berikutnya, Dr. Najlatun N, M.Pd selaku Wadek 2 Bidang Umum dan Keuangan FIP UNESA serta Dwi Nurhayati A, M.Psi., Psikolog sebagai pemateri. Pembahasan mengenai hakikat manusia yang pasti memiliki permasalahan dalam hidupnya dan bahayanya bila hal itu hanya dipendam tanpa mencoba mengutarakan kepada orang lain. Asumsi-asumsi negatif perlu dihilangkan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan untuk si pemilik asumsi. Seringkali manusia juga menyalahkan dirinya sendiri sehingga kebahagiaan tidak pernah ada dalam kehidupannya. Dengan mencapai keberhasilan mampu membuat manusia menjadi lebih berarti dan bahagia atas pencapaiannya. Tips untuk sukses ialah manusia harus berlatih secara langsung maupun tak langsung untuk mendapat pengalaman yang membantu seseorang menggapai impiannya. Dukungan dari orang-orang di sekitarnya juga mampu meningkatkan motivasi manusia untuk mengejar hal yang diinginkannya.